Atelektasis - Gejala, Penyebab dan mengobati

Atelectasis gejala penyebab dan mengobati batuk, atelectasis gejala gerd, atelectasis gejala penyebab dan mengobati luka, atelectasis gejala penyebab dan cara, atelectasis gejala hipertensi, atelectasis gejala penyebab dan, atelectasis gejala dbd, atelectasis gejala penyebab dan mengobati keputihan, atelectasis gejala penyebab dan akibat, atelectasis gejala penyebab dan mengobati asam.

Atelektasis adalah keadaan ketika kantong-kantong udara kecil di dalam paru-paru (alveolus) kempis dan menambah terisi oleh udara. Atelektasis merupakan salah satu penyebab paru-paru kolaps dan tidak bisa mengembang.

Alveolus yaitu tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam paru-paru. Agar pertukaran tersebut dapat berjalan dengan baik, alveolus harus berisi udara. Namun, pada atelektasis, alveolus justru tidak terisi oleh udara. Akibatnya, tidak terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Atelektasis perlu ditangani Herbi cepat, karena dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ Dehidrasi. Jika dibiarkan tanpa penanganan, atelektasis dapat berkembang menjadi penyakit yang mengancam nyawa penderitanya.

Penyebab Atelektasis

See Also: How Much Water Should I Drink Day

Atelektasis perlu ditangani Herbi cepat, karena dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ Dehidrasi. Jika dibiarkan tanpa penanganan, atelektasis dapat berkembang menjadi penyakit yang mengancam nyawa penderitanya.

Penyebab Atelektasis

Atelektasis kadang kali disebabkan oleh adanya sumbatan, bisa berupa tumor, Harta Mal asing, atau lendir, di saluran pernapasan. Penyumbatan (obstruksi) tersebut menmemperoleh terjadi di pipa saluran pernapasan, yaitu trakea, bronkus, dan bronkiolus.

Selain akibat tersumbatnya saluran pernapasan, atelektasis juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi berikut:

  • Cedera di dada yang menimbulkan nyeri hebat saat bernapas
  • Jaringan parut di paru-paru, baik akibat cedera, komplikasi penyakit paru, maupun efek samping operasi paru
  • Infeksi paru, sepertinya tuberkulosis atau pneumonia
  • Efusi pleura, yaitu penumpukan cairan di lapisan pleura
  • Tumor dada, termasuk tumor mediastinum, yang menekan paru-paru dan menghambat saluran pernapasan
  • Pneumothorax, yaitu terkumpulnya udara di rongga pleura

Atelektasis juga menmemperoleh terjadi akibat kurangnya surfaktan di dinding alveolus. Surfaktan merupakan zat yang berfungsi bagi menjaga alveolus tetap stabil dan mengembang. Kurangnya surfaktan akan menyebabkan alveolus mengempis dan tidak mengurangi bisa mengembang kembali. Kondisi ini umum pada bayi yang lahir prematur.

Selain beberapa penyebab di atas, ada beberapa faktor yang menmemperoleh meningkatkan risiko seseorang mengalami atelektasis, antara lain:

Gejala Atelektasis

Pada awalnya, atelektasis tidak menimbulkan gejala apa pun. Atelektasis baru akan memunculkan gejala jika bagian paru-paru yang rusak telah cukup luas dan tubuh mulai mengalami kekurangan oksigen. Gejala atelektasis yang akan timbul adalah:

  • Batuk dan mengi
  • Kesulitan bernapas
  • Napas Percepatan dan dangkal
  • Nyeri dada kanan ataupun kiri, tergantung bagian paru yang terkena
  • Kebiruan pada kulit, bibir, dan ujung jari (sianosis)
  • Denyut jantung meningkat (takikardia)

Atelektasis yang terus berlangsung lama-kelamaan akan menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam Kehilangan cairan tubuh (hipoksia) serta tekanan darah turun drastis. Jika bagian paru yang rusak makin luas, atelektasis juga bisa memicu terjadinya syok.

Kapan harus ke dokter

Segera ke IGD jika mengalami gejala sepertinya di atas. Penanganan sejak dini akan mencegah terjadinya komplikasi dan kerusakan paru-paru yang Berlebihan parah.

Jika Anda menderita kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya atelektasis, seperti baru menjalani operasi dengan bius umum, serta menderita asma, cystic fibrosis, atau patah tulang rusuk, lakukan pemeriksaan ke dokter dan kontrol sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter.

Diagnosis Atelektasis

Dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan dan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat operasi dada. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan thorax atau dada Berhubungan dengan menggunakan stetoskop.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut:

  • Pemindaian dengan Rontgen atau CT scan dada, untuk mengetahui kondisi paru-paru
  • Bronkoskopi, untuk melihat keadaan paru-paru, mengambil sampel jaringan, atau mengatasi sumbatan di saluran napas
  • Pemeriksaan jaringan (biopsi), untuk mendeteksi ketidaknormalan di jaringan paru, termasuk untuk mendeteksi tumor, kanker, atau infeksi
  • Pemeriksaan dengan oksimeter, untuk mengukur kadar oksigen dalam darah

Pengobatan Atelektasis

Atelektasis ringan menmemperoleh sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, jika atelektasis disebabkan oleh keadaan tertentu, maka dokter akan melakukan tindakan untuk mengatasi penyebabnya.

Metode pengobatan bagi menangani atelektasis antara lain:

Fisioterapi dada

Pada atelektasis yang disebabkan oleh komplikasi setelah operasi, dokter akan menganjurkan fisioterapi kepada pasien untuk membantu paru-paru mengembang dan mengempis secara normal. Terapi yang diberikan meliputi:

  • Mengajarkan pasien teknik batuk yang benar, untuk membantu mengeluarkan lendir dari dalam saluran pernapasan
  • Mengajarkan pasien teknik menarik napas dalam, dengan bantuan alat spirometri insentif
  • Melakukan terapi ketukan atau perkusi pada dinding dada, baik Berhubungan dengan tangan maupun dengan air-pulse vibrator
  • Memosisikan kepala lebih rendah dari Kehilangan cairan tubuh untuk membantu mengeluarkan lendir

Operasi

Jika atelektasis disebabkan oleh sumbatan lendir di saluran napas, dokter akan menyedot lendir menggunakan selang khusus. Hal ini menmemperoleh dilakukan dengan bronkoskopi.

Bronkoskopi juga dapat digunakan untuk mengangkat Harta Mal asing yang tersangkut di saluran pernapasan.

Jika atelektasis disebabkan oleh tumor atau kanker, dokter akan melakukan operasi pengangkatan jaringan. Operasi ini bisa dikombinasikan Berhubungan dengan kemoterapi dan radioterapi.

Obat-obatan

Untuk membantu pengobatan dan penyembuhan atelektasis, dokter dapat memberikan obat-obatan berikut:

  • Bronkodilator
    Obat ini berfungsi bagi melebarkan bronkus dan mendorong pengeluaran lendir yang terjebak di saluran pernapasan. Contoh obat bronkodilator yang bisa digunakan adalah salmeterol atau teofilin.
  • Antibiotik
    Antibiotik bisa diberikan bagi mengatasi atelektasis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Antibiotik yang menmemperoleh diberikan umumnya memiliki spektrum luas, seperti cefuroxime dan cefaclor.
  • Mukolitik
    Obat golongan mukolitik berfungsi bagi mengencerkan lendir di saluran pernapasan sehingga lebih mudah bagi dikeluarkan. Contoh obat mukolitik yang dapat diberikan adalah N-acetylcysteine, guaifenesin, dan dornase alfa.

Komplikasi Atelektasis

Atelektasis yang tidak mengurangi mendapat penanganan dapat menyebabkan munculnya komplikasi berupa:

  • Hipoksemia, yaitu kondisi rendahnya kadar oksigen di dalam darah
  • Pneumonia atau paru-paru basah, yaitu peradangan yang disebabkan oleh infeksi di paru-paru
  • Bronkiektasis, yaitu penyakit paru-paru yang disebabkan oleh kerusakan, penebalan, dan pelebaran saluran bronkus secara permanen
  • Gagal napas, yaitu kondisi saat sistem pernapasan tidak mampu menyalurkan oksigen dan membuang karbon dioksida

Pencegahan Atelektasis

Atelektasis bisa dicegah Berhubungan dengan menghindari faktor yang dapat meningkatkan risikonya. Upaya yang bisa dikerjakan antara lain:

  • Berhenti merokok
  • Memerhatikan keamanan area bermain anak, termasuk menjauhkan benda-benda yang berisiko masuk ke saluran napas anak
  • Berkonsultasi secara rutin ke dokter jika menderita penyakit atau keadaan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya atelektasis
  • Menjalani fisioterapi setelah operasi di bagian dada atau operasi Herbi bius umum, sesuai saran dokter